Senin, 21 Maret 2011

Pembenci Matahari

Identitas Buku
Judul buku : Saastrawan Bicara Siswa Bertanya
Sub Judul : Pembenci Matahari
Pengarang : Tim Eukatif
Sub Pengarang : Rahman Arge
Penerbit : Horison Kaki Langit
Tahun Terbit : 2006
Jumlah halaman : iv + 143 halaman
Sub halaman : halaman 43-60(17 halaman)

Sinopsis cerita:

Pembenci Matahari

Di pinggir pantai,tepatnya di pinggir sebuah kapal,Marno dan Joni tampak menunggu sesuatu.Di sisi lain,yakni dari sebuah gubuk muncullah Amal.Ia tertegun dekat pintu beranda dan memperhatikan perahu dimana Joni dan Marno berada.Marno terlihat agak cemas dan merasa bahwa Amal,sahabatnya Joni agak curiga kepada mereka.Amal pun mulai melangkah mendekat,tangannya tengah memegang keris dan bertanya bahwa siapa mereka sesungguhnya.Marno lekas mencabut pistolnya,namun Joni mencegahnya karena Amal belum tahu siapa mereka sebenarnya.Lalu Joni berusaha mengingatkan Amal bahwa dia adalah Mutalib,sahabat lamanya.Amal pun tertawa dengan penuh gembira dan memeluk Joni karena sudah lama tak bertemu.Joni lalu memperkenalkan Marno pada Amal dan kemudian mereka berjabat-tangan.Amal lalu mengajak mereka ke beranda.Joni terus memandangi kaki amal yang agak pincang karena menolongnya.

Di beranda,mereka berbincang-bincang melepas rindu dan mengenang masa lalu mereka.Mereka berbicara mengenai pengorbanan yang dilakukan oleh Amal yang merelakan pahanya dirobek oleh hiu untuk menolong Joni.Tapi Amal masih rendah hati.Joni berdiri dan mau masuk gubuk karena hari sudah hampr pagi.Joni tidak mau merepotkan Amal yang dikiranya tinggal sendiri.Namun Amal menjelaskan bahwa ia tinggal dengan adiknya yang tengah sakit.Lalu mereka mengenang lagi masa-masa yang mereka lewati dulu.Dimana Ibunya Amal sering memberi mereka ketan dan tongkol kering tiap pulang subuh.Kemudian Joni bertanya perihal keberadaan orang-tua Amal.Amal pun menjawab bahwa orang-tuanya telah meninggal oleh komunis.Amal pun bertanya mengapa mereka bisa sampai di sana.Namun Joni menjawab bahwa itu hanya sebuah kebetulan,karena motor mereka mogok.

Tiba-tiba Marno memotong dan bertanya pada Amal apakah ia sangat membenci komunis.Tapi Amal hanya tersenyum.Baginya,sebaiknya kalau manusia itu jangan saling membenci.Joni pun mendelik pada Marno.Marno merasa agak curiga,lalu bertanya umpama salah satu dari mereka ada komunis,bagaimana sikap Amal?Marno dan Amal lalu tertawa,tapi Joni terus mendelik kepada Marno.Joni pun tertawa dan menjawab kalau yang komunis harus dibunuh.Namun.Amal berfikir lain.Ia berkata bahwa bila salah satu dari mereka komunis,sudah dari tadi ia mati.Komunis tidak akan buang-buang kesempatan.Ia membuka baju dan memperlihatkan bekas luka pada perut sebelah kiri yang disebabkan oleh pamannya sendiri.Karena Amal tahu kalau orang-tuanya mati dibunuh ole komunis dan salah satunya adalan Pamannya itu.Namun sebelum bacokan yang kedua,Amal lebih dulu menghunus jantung pamannya dan pamannya mati.Sayangnya,semua pembunuhan itu,termasuk kematian orang-tuanya disaksikan oleh adiknya yang meninggalkan trauma.Amal juga berpendapat bahwa di antara mereka tidak ada yang komunis,karena setidak-tidaknya setelah ia bicara,ia akan ditembak mati oleh komunis itu.Mendengar hal itu,Marno permisi keluar untuk memeriksa motor.Lalu Joni mengejarnya dan berkata bahwa kelakarnya tadi memancing reiko.Marno berfikir untuk berangkat sekarang atau malalm nanti.Tapi Joni memerintahkan untuk berangkat nanti malam.

Joni kembali ke gubuk Amal.Lalu mereka berbicara mengenai Isah,adiknya Amal.Hari menjelang siang dan Joni memakai kaca-mata hitam dari saku jaketnya dan Amal melangkah ke arah pohon kayu yang sudah mati.Amal hendak mengatakan sesuatu yang pelik.Amal bertanya mengapa mengapa Joni mengganti namanya yang Mutalib menjadi Joni.Namun Joni mengatakan bahwa itu hanya sebuah nama sebutan.Amal pun berpendapat bahwa Joni masih seperti dulu,tidak terang-terangan.Amal pun akhirnya bercerita tentang patroli yang mencari penyelundup yang ber....Sebelum sempat Amal menyebut namanya,Joni mengaku bahwa Dialah penyelundup itu.Lalu Amal menasehatinya untuk bertaubat tapi Joni tidak mau.Ia tidak mau seperti Amal yang tidak kaya-kaya dengan pekerjaannya itu.Joni pun melangkah jauh dan hendak memberi emas sebagai oleh-oleh namun Amal menolak.Amal kasihan pada Thalib karena tidak bahagia sebagai makhluk Tuhan yang termulia di bumi ini.Amal percaya bahwa ia masih berhadapan dengan manusia.Amal percaya bahwa Joni masih bisa berubah,tidak seperti pamannya.Namun Joni tetap tidak mau  menyerah.Lalu Amal terpaksa harus melawan,tidak dengan senapan namun dengan sebuah kentongan yang dapat memanggil seluruh warga yang baru pulang dari laut.

Tiba-tiba datang Marno dan langsung mengancam Amal untuk beranjak dari kentongan itu.Atau tidak,Amal akan ditembak.Namun,Amal tetap berpendirian pada kebaikan,ia tak mau beranjak.Ia berkata bahwa suara tembakan juga mampu memanggil warga.Lalu,Marno langsung menembak ke arah Amal.Tapi,peluru tidak mengenai Amal melainkan mengenai Joni,karena Joni menyelamatkan Amal.Amal jatuh ke tanah.Lalu Marno pergi.Kemudian Amal menyahuti Marno dan Marno berbalik untuk menembak Amal.Namun,sebelum sempat Marno menembak Amal,Joni lebih dulu menembak Marno dengan dua kali tembakan.Joni pun berkata bahwa ia iri pada Amal yang selalu  baik dan berkata pula bahwa Marno adalah komunis.Jasa Joni takkan Amal lupakan.Joni merasa perih pada lukanya.Joni merasa ia sudah dekat dengan maut.Ia minta dilepaskan kaca-matanya.Joni rindu pada matahari juga wajah Amal.Lalu mata Joni terbuka lebar dan Amal menutupnya.Amal menahantangis di hatinya.Semoga Tuhan mengulurka Tangan-Nya menjemput datangmu,sahabatku.Lalu Amal ke kentongan dan memukulnya dengan keras secara berulang-ulang.









Tidak ada komentar: