Marry with Werewolf
Namaku Joan Albertica. Well, aku menjalani
hari-hariku seperti biasa, sekolah, bermain, bercanda, yaa.. seperti anak-anak
lainnya. Tiba-tiba, di malam menjelang hari ulang-tahunku yang ke-18, aku
merasakan sesuatu yang ganjal pada diriku.. aku bisa merasakan hal-hal aneh,
seperti roh halus, sedikit mantera, dan bertambah kuat, seperti halnya
film-film fiksi yang kita tonton.
“ Anugerah yang diberikan pada anak
pertama yang berjenis kelamin perempuan, yang didapat secara turun-temurun “,
semacam itulah..
Keesokan harinya, aku merayakan ulang-tahunku di
rumah, sekedar pesta sederhana bersama teman-teman. Betapa senangnya aku waktu
itu.. Setelah pesta, aku diajak berkeliling bersama teman-teman. Aku menikmati
indahnyahari, tepat dihari ulang-tahunku yang begitu indah. Aku merasa
melayang-layang saking bahagianya, udara yang hangat, langit yang cerah,
pepohanan serta udara yang sejuk, dan tentunya keindahan alam yang telah
diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa untuk makhluk tercinta-Nya.
“
How happy I am today, God J”.
Malampun mulai menampakkan dirinya, aku sudah
mandi dan merasakan kesegaran dan wangi yang menawan. Alu lelap dalam tidurku
yang nyaman. Tiba-tiba, ada suara orang minta tolong di sunyinya malam kala
itu. Ternyata, ada 1 orang yang meninggal. Tanpa sebab, tanpa tau siapa yang
melakukan hal tersebut.. ia benar-benar meninggal dengan cara yang aneh, dengan
darah yang berkucuran, namun tidak ada tanda-tanda sayatan pisau, atau benda
lainnya. Hanya ada semacam lubang di tangannya.
Aku sangat terkejut, ternyata yang meninggal itu
adalah kerabatku sendiri. Aku-pun merasa aneh dengan kejadianini.. tanpa fikir
panjang, aku kembali tidur, menuju tempat tidur yang empuk dan nyaman.
Bulan purnama datang! Disinilah petualanganku
dimulai. Tanpa sadar, aku tidur sambil berjalan, menuju gelapnya malam yang
dingin dan mencekam.. suara owl dan longlongan beberapa serigala.. “
Auuuuuuuuuuuuu.. “
Aku-pun terbangun dan mendapati diriku berada di
kegelapan malam yang sunyi, dingin, dan sendirian. Aku ketakutan sekaligus
bingung.
“
Dimana aku?”
Ingin rasanya menjerit, namun mulut ini terkatup
dengan rapat, dan tak dapat mengeluarkan sepatah kata-pun.
Aku berlari tak tentu arah, yang jelas aku ingin
keluar dari tempat ini. Tempat yang mengerikan dengan banyak pohon di
sekitarku.. Aku baru sadar, aku berada dihutan sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar